Catatan Harian
Tentang Angkot
Ia adalah semacam alat transportasi massal yang digunakan untuk berpindah
dari satu tempat ke tempat lain. Bermacam usia dan profesi dapat kita
jumpai di dalam transportasi tersebut. Umumnya adalah ibu-ibu yang berangkat atau
pulang dari pasar.
Paradigma angkot adalah pantang jalan sebelum setengah dari jumlah kursi terisi oleh penumpang. Bahkan jika perlu akan menunggu hingga kursi seluruhnya terpenuhi. Itulah salah satu kekurangan angkot yang seringkali memolorkan waktu penumpang sampai dua kali lipat daripada berkendara sendiri.
Kebanyakan penumpang yang tidak sabar pasti akan turun utk mencari lagi angkot yg ia pikir lebih cepat ketimbang angkot sebelumnya. Penumpang yang sudah biasa tidak akan terkejut dengan hal itu, karena memang begitulah watak angkot. Berbeda dengan angkutan milik pemerintah yang memperhatikan estimasi waktu setiap keberangkatan dan kepulangan.
Selain itu bau yang tidak sedap ditambah volume kendaraan yang sampai berdesak-desakan seringkali membuat kita tidak nyaman berlama-lama di dalam angkot. Belum lagi keamanan yang tidak terjamin.
Namun, terlepas dari beberapa hal negatif itu, sesungguhnya angkot memiliki manfaat yang sangat besar. Pertama, ia mampu mengurangi tingkat kemacetan yang disebabkan oleh volume kendaraan yang didominasi oleh kendaraan bermotor.
Coba bayangkan seandainya orang-orang banyak memanfaatkan angkutan umum daripada berkendara sendiri, tentu hal itu akan membuat jumlah kendaraan di jalan raya berkurang bukan? Hal itu sekaligus juga mengurangi polusi dari setiap kendaraan tersebut.
Kedua, kita dapat melakukan aktifitas lain seperti membaca buku, menulis status, atau ngemil dan tidur. Semuanya pernah penulis lakukan dalam angkot.
Ketiga, naik angkot akan melindungi kita dari panas dan hujan selama perjalanan. ke empat, kita dapat berinteraksi dengan kawan seangkot kita atau orang yang baru dikenal yang kebetulan sebangku dengan kita. Hal hal seperti itulah yang jarang kita dapatkan jika berkendara sendiri.
Sekarang coba kita bandingkan sisi negatif dan positif antara naik angkot dan berkendara sendiri dengan tetap memperhatikan dampak dari masing-masing sarana tersebut. Tapi saran penulis bagi yang suka mabuk saat menggunakan angkutan umum sebaiknya memilih kendaraan pribadi saja. Karena kasian mereka yang satu angkot denganmu, akan merasa tidak nyaman karena ketidaknyamananmu.
Sekian tentang angkot. Untuk kalian yang tetap setia berangkot ria, penulis ucapkan terimakasih telah ikut membantu memberdayakan angkutan umum dan membantu meningkatkan penghasilan sopir dan kernet angkot, meskipun tak seberapa.
Paradigma angkot adalah pantang jalan sebelum setengah dari jumlah kursi terisi oleh penumpang. Bahkan jika perlu akan menunggu hingga kursi seluruhnya terpenuhi. Itulah salah satu kekurangan angkot yang seringkali memolorkan waktu penumpang sampai dua kali lipat daripada berkendara sendiri.
Kebanyakan penumpang yang tidak sabar pasti akan turun utk mencari lagi angkot yg ia pikir lebih cepat ketimbang angkot sebelumnya. Penumpang yang sudah biasa tidak akan terkejut dengan hal itu, karena memang begitulah watak angkot. Berbeda dengan angkutan milik pemerintah yang memperhatikan estimasi waktu setiap keberangkatan dan kepulangan.
Selain itu bau yang tidak sedap ditambah volume kendaraan yang sampai berdesak-desakan seringkali membuat kita tidak nyaman berlama-lama di dalam angkot. Belum lagi keamanan yang tidak terjamin.
Namun, terlepas dari beberapa hal negatif itu, sesungguhnya angkot memiliki manfaat yang sangat besar. Pertama, ia mampu mengurangi tingkat kemacetan yang disebabkan oleh volume kendaraan yang didominasi oleh kendaraan bermotor.
Coba bayangkan seandainya orang-orang banyak memanfaatkan angkutan umum daripada berkendara sendiri, tentu hal itu akan membuat jumlah kendaraan di jalan raya berkurang bukan? Hal itu sekaligus juga mengurangi polusi dari setiap kendaraan tersebut.
Kedua, kita dapat melakukan aktifitas lain seperti membaca buku, menulis status, atau ngemil dan tidur. Semuanya pernah penulis lakukan dalam angkot.
Ketiga, naik angkot akan melindungi kita dari panas dan hujan selama perjalanan. ke empat, kita dapat berinteraksi dengan kawan seangkot kita atau orang yang baru dikenal yang kebetulan sebangku dengan kita. Hal hal seperti itulah yang jarang kita dapatkan jika berkendara sendiri.
Sekarang coba kita bandingkan sisi negatif dan positif antara naik angkot dan berkendara sendiri dengan tetap memperhatikan dampak dari masing-masing sarana tersebut. Tapi saran penulis bagi yang suka mabuk saat menggunakan angkutan umum sebaiknya memilih kendaraan pribadi saja. Karena kasian mereka yang satu angkot denganmu, akan merasa tidak nyaman karena ketidaknyamananmu.
Sekian tentang angkot. Untuk kalian yang tetap setia berangkot ria, penulis ucapkan terimakasih telah ikut membantu memberdayakan angkutan umum dan membantu meningkatkan penghasilan sopir dan kernet angkot, meskipun tak seberapa.

0 Comments