Puisi
Jerit Burung Sangkar
Aku burung dalam sangkar
Warnaku elok manjakan mata
Kicauku merdu melantunkan nada
Membelai telinga ciptakan keindahan
Warnaku elok manjakan mata
Kicauku merdu melantunkan nada
Membelai telinga ciptakan keindahan
Kau manusia sungguh egois
Demi kesenangan mata dan telingamu
Kau kurung kehidupanku
Kau kebiri kebebasanku
Demi kesenangan mata dan telingamu
Kau kurung kehidupanku
Kau kebiri kebebasanku
Sanggupkah kau pahami?
Warnaku yang elok dimata namun pudar di jiwa
Kicauku yang merdu memekikkan kepedihan
Sebuah jerit penderitaan
Warnaku yang elok dimata namun pudar di jiwa
Kicauku yang merdu memekikkan kepedihan
Sebuah jerit penderitaan
Bahasaku bahasa alam
Khayalmu mungkin tak cukup mampu memaknai perangaiku
Bahwa aku menjeritkan kawananku
Dan pohon pohon untuk kuhinggapi
Juga langit luas untukku melayang tinggi
Khayalmu mungkin tak cukup mampu memaknai perangaiku
Bahwa aku menjeritkan kawananku
Dan pohon pohon untuk kuhinggapi
Juga langit luas untukku melayang tinggi
Dari sangkar ini ku menunggu
manusia sadarkan diri
Bebaskan aku
Kembalikan hidupku
manusia sadarkan diri
Bebaskan aku
Kembalikan hidupku
Semarang, 7 April 2017
0 Comments