Malam itu kami diundang ke Tambakrejo untuk menghadiri acara doa bersama. Oleh pak Rohmadi juga, Ketua RT Tambakrejo, Fathan diminta untuk membawa serta kawan-kawan rebananya. Aku yang dikontak juga mengajak kawan-kawan seperjuangan, Sukini dan Ajid. Sayang Ajid malah tidak bisa ikut, katanya ada rapat ekstra-intra juga, jadi Sukini bareng sama Nila. Aku sendiri menunggu ada tebengan baru mau berangkat, hehe. Tiba-tiba si Fathan dateng ke kontrakan dan barulah aku bersiap berangkat.

Sesampainya disana kami disambut oleh para warga dan pemuda disana. Mereka terlihat sangat ramah dan sumringah seperti menyambut rombongan besan saja. Saya yang berpakaian alakadarnya (pakai celana training) waktu itu jadi merasa malu sendiri. Fathan bersama rombongan rebana yang berpakaian rapi dengan sarung dan pecinya langsung menuju teras TPQ , teras yang dibelakangnya bertuliskan posko perjuangan Tambakrejo. Ia dan yang lain mempersiapkan alat-alat rebana, sedangkan kami memposisikan diri duduk diantara para warga.

Ketika rebana mulai dimainkan dan Fathan sebagai vokalis, ada rasa kekaguman tersendiri. Memang aku belum pernah menyaksikan secara langsung Fathan bersolawat dengan kelengkapan rebana. Beda dengan Ajid yang memang sering menjadi vokalis bersama rebana Rayon Gus Dur dan terkadang akupun ikut menyaksikan ia tampil. Ah, dua curut ini memang keren lah.

Rebana itu diiringi dengan pembacaan maulid nabi. Warga terlihat antusias mendengarkan dan sebisanya ikut melantunkan sholawat. Setelah itu pembacaan tahlil oleh tokoh agama setempat, dan terakhir sambutan dan doa bersama oleh Pak Rohmadi. Doa dikhususkan untuk keberhasilan upaya warga Tambakrejo untuk mempertahankan ruang hidup mereka. Juga berharap agar audiensi dengan Walikota pada kamis minggu tersebut dapat berjalan lancar dan aspirasi warga dapat diterima oleh pemerintah.

Sampai saat ini warga Tambakrejo masih dirundung ketakutan akan digusur perihal rencana normalisasi sungai banjir kanal timur. Rencana itu sampai saat ini belum jelas bagaimana kelanjutannya, karena wargapun belum menerima informasi detil mengenai hal tersebut. Beberapa hari sebelum ini malah turun puluhan Satpol PP yang berniat menggusur rumah-rumah warga. Meskipun pembongkaran tidak jadi dilakukan oleh Satpol PP karena dihadang warga tetapi hal itu menimbulkan ketakutan warga termasuk anak-anak yang ada di Tambakrejo.

Semarang, 24 Juli 2018

0 Comments