Catatan Harian
Solidaritas untuk Aktivis Lingkungan Sukoharjo
Pagi jam 08.50 WIB aku mandi dan bersiap-siap. Sambil merapikan
kerudung aku chat Sukini untuk bersiap-siap juga. Sialan dia malah bilang baru
antri kamar mandi. 09.30 aku susul dia di kosnya. Meski aku tau dia pasti belum
siap, tapi setidaknya kedatanganku mampu mempercepat dia agar segera berangkat.
Sambil menunggu ku telpon Ajid, menanyakan posisi, dia di Kopma, oke berarti
sudah siap. Kurang lebih 10 menit aku menunggu kepanasan, akhirnya Sukini
keluar. Kitapun cuss menuju depan kampus tiga.
Sebagaimana hasil konsolidasi malam sebelumnya, kami
berencana kumpul di depan kampus tiga pukul 09.30 WIB. Dan ketika aku datang
ternyata sudah ada dua orang, Sari dan temannya. Ajid dan Fathan juga menyusul.
Satu demi satu datang. Si Sukini yang belum sepenuhnya siap tadi, tidak lupa untuk mengoleskan gincu ke bibirnya, haha. Kurang lebih pukul 10.00 WIB kita berangkat menuju PN.
Semarang. Jumlah semuanya kira-kira 10 orang. Hmm, lumayanlah, kata Soekarno
cukup untuk mengguncang dunia. Hihi.
Sebelum ku ceritakan apa saja yang kami lakukan di PN, ku kasihtau
dulu deh kenapa hari ini kita kesana. Jadi hari ini 7 aktivis lingkungan, Iss
dan kawan-kawan yang menolak PT. RUM akan menjalani sidang pledoi. Dalam sidang
pledoi ini mereka dapat membacakan narasi pembelaan terhadap semua tuduhan dan
tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum.
Nah, kita semua yang ada di Semarang ingin memberikan
dukungan dan solidaritas pada mereka. Untuk itulah malam sebelumnya kita adakan
konsolidasi untuk mengundang lebih banyak massa. Tapi apa mau dikata, entah
karena liburan entah karena tidak tahu atau bagaimana, rupanya 10 adalah angka
keberuntungan kita hari ini. Tapi untunglah warga Sukoharjo banyak yang datang,
ada 200an katanya.
Kembali ke awal, jadi setelah kita sampai di PN kita
langsung menuju ke dalam, di tempat biasanya kita menunggu tahanan untuk
mengikuti sidang. Ternyata para tahanan belum di bawa ke PN. Begitupun massa
yang dari Sukoharjo. Akhirnya kita hanya duduk-duduk dan menunggu sampai kira-kira
pukul 11.45 WIB. Baru pada waktu itu para tahanan datang, pun dengan massa dari
Sukoharjo.
Setelah itu kita masih harus menunggu lagi karena kelengkapan
sidang belum siap. Kurang lebih tiga jam kita menunggu baru sidang mulai. Selama
waktu tunggu itulah kami mendapat kabar bahwa sebagian warga dilarang memasuki
gedung PN. Semarang. Mereka beserta para mahasiswa Soloraya dan Semarang berada
di luar pagar karena gerbang masuk juga ditutup. Kami yang sudah sejak tadi berada
di dalam gedungpun hanya mampu berkabar melalui WA dan melihat keadaan dari
dalam. Karena kalau kita ikut keluar, kitapun tidak boleh masuk lagi ke gedung
PN.
Dalam selang waktu tersebut, menurut kabar yang ku terima
dari Patria, kawan WALHI, warga di luar sempat memblokade jalan pantura. Hal itu
berlangsung sebentar karena polisi bertindak cepat membubarkan massa. Kami yang
berada di dalam hanya bisa berdoa semoga yang berada di luar baik-baik saja dan
dukungan bisa semakin besar, sambil juga memberi kabar bahwa yang di dalam juga
baik-baik saja.
Ketika kemudian waktu sidang akan mulai, bagi yang ingin
menyaksikan dari dalam dipersilahkan masuk. Salah seorang anak tahanan sambil membawa
bunga mawar merah meneteskan air mata tanpa suara dan terhenti di depan pintu persidangan. Ia masuk
lantas keluar lagi. Kita yang menyaksikan sidang dari luar ruangan tertegun
melihatnya. Ketika aku melihat persidangan sambil menempelkan mukaku ke kaca
ruangan, aku mendengar isak ingus dari sampingku. Rupanya si Nia nangis. Langsung
kutanyakan kenapa dia nangis, jawabnya, dia terharu dengan si anak tadi. Katanya,
anak itu tidak kuat menyaksikan bapaknya di sidang, ia merasa kasihan
terhadapnya, dan aku yang mendengar itupun turut merasakan empati kepada keluarga
korban.
Lama kita menunggu. Di luar massa aksi masih bertahan
menyuarakan dukungan mereka untuk Iss dkk dalam memperjuangkan keadilan. Dan di
dalam sidang masih juga berlangsung. Aku yang berada di luar ruangan tak begitu
paham sedang pada bagian apa persidangan di dalam itu. Satu jam kemudian aku menyusul Fathan
yang sebelumnya sudah masuk.
Rupanya kuasa hukum korban baru membacakan narasi perkara dan dilanjutkan
pembacaan narasi pembelaan dari Iss, Pak Tarno, dan Brilliant. Setelah itu Ketua
Majelis mengumumkan bahwa sidang putusan akan dilaksanakan tanggal 7 Agustus
mendatang. Dengan adanya pengumuman itu maka selesailah sidang pada hari ini.
Ketika Bung Iss dkk keluar disambut oleh keluarga dan para
warga lain, merekapun membalas sambutan itu dengan bersalaman dan memeluk para
pendukung mereka. Pekikan hidup rakyat tak ketinggalan membumbung mengiringi
kembalinya mereka ke sel tahanan. Usai itu kamipun keluar dan kembali ke
Ngaliyan.
Untuk itu, kusampaikan terimakasih kepada semua yang hari ini berkenan membersamai
Iss dkk dalam memperjuangkan keadilan. Semoga dengan argumentasi pembelaan hari ini mampu menghasilkan putusan untuk membebaskan para tahanan dari tuntutan penjara dan denda. Dan semoga solidaritas tetap mengalir untuk
siapa saja yang menjadi korban ketidakadilan.
Semarang, 31 Juli 2018
0 Comments